Review Penelitian tentang Estetika Seni Rupa dan Desain
1. Judul : Kajian Semiotika Pada Logo Sanggar Reog Singo Barong Kabupaten Langkat (2016) Oleh Sela Hariadi. Dalam artikel yang dimuat oleh Jurnal Proporsi
- Obyek Kajian Seni Dan Desain:
Menganalisa logo dan mengetahui makna logo Sanggar Reog Singo Barong serta
mengetahui representasi dan penguatan identitas pada Sanggar Reog Singo Barong
yang merupakan salah satu sangar reog yang ada di Sumatera merupakan salah satu
sanggar reog yang banyak menghasilkan seniman reog. pada Sanggar Reog Singo
Barong.
-Pendekatan:
pendekatan yang digunakan tulisan ini
adalah pendekatan kualitatif
.-Metode dan Analisis:
Penelitian ini termasuk penelitian
kualitatif dengan cara kerja yang komparatif deskriptif. Metode komparatif
dilakukan dengan membandingkan dua objek dimungkinkan dapat dibandingkan
sehingga ditemukan persamaan dan perbedaan lalu diuraikan. Cara kerja yang
komparatif deskriptif digunakan untuk membandingkan aspek tari yang ada pada
seni Kethek Ogleng di Kabupaten Pacitan dengan yang ada di Kabupaten Wonogiri.
Dalam artikel ini penelitian ini
menggunakanan teori penelitian kualitatif
dapat disimpulkan beberapa pemahaman
atas keberadaan seni Kethek Ogleng Kabupaten Pacitan dan di Kabupaten Wonogori.
Terdapat kaitan antara seni Kethek Ogleng di Kabupaten Pacitan dengan di
Wonogiri. Terdapat keterpengaruhan seni Kethek Ogleng di Wonogiri dengan yang
ada di Pacitan karena seni Kethek Ogleng di Pacitan muncul lebih dahulu
dibanding dengan yang ada di Wonogiri dengan dibuktikan bahwa pernah ada warga
Kabupaten Wonogiri yang yang belajar seni Kethek Ogleng pada Bapak Sutiman.
-Yang Menurut Saya Bisa Diteliti Setelah
Jurnal Tersebut Adalah:
Hal yang dapat saya pelajari setelah
mengulas jurnal ini adalah mengetahui kesenian reog dan latar belakang
berdirinya Sanggar Reog Singo Barong dan memhami makna logo Sanggar Reog Singo
Barong.
-Sumber :
https://www.academia.edu/download/59282820/536-1572-1-PB20190517-5322-1c3t1cf.pdf
2. Judul :
KAJIAN SENI LUKIS KARYA SUATMADJI TEMA
SAVE THE CHILDREN PERIODE 2004-2013
(2016) Oleh Sela Hariadi. Dalam artikel yang dimuat Jurnal Brikolase.
-
Obyek Kajian Seni Dan Desain:
Mempelajari perjalanan seni dan proses pembuatan seni lukis karya Suat madji tema save the children periode 2004- 2013
-Pendekatan:
Pendekatan yang dilakukan oleh penelitian ini dengan melakukan pendekatan Kualitatif.
-Metode dan Analisis:
Metode yang digunakan adalah metode
analisis interpretasi
-Teori:
Dalam artikel ini penelitian ini
menggunakanan Teori Monroe Breadsley dalam Problems in the Philosophy of Criticism
yang menjelaskan ada 3 ciri yang menjadi sifat-sifat menjadi baik (indah) dari bendabenda
esetis pada umumnya. Ketiga ciri tersebut adalah: (1) Kesatuan (unity), berarti
bahwa benda estetis tersebut tersusun secara baik atau sempurna bentuknya. (2)
Kerumitan (complexcity), benda este[1]tika
atau karya seni yang bersangkutan tidak sederhana sekali, melainkan kaya akan
isi maupun unsur[1]unsur
yang saling berlawanan ataupun perbedaan-perbedaan halus. (3) Kesungguhan
(intensity), suatu benda estetis yang baik harus mempunyai suatu kualitas
tertentu yang menonjol dan bukan sekedar sesuatu yang kosong.
-Kesimpulan:
Berdasarkan pembahasan pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa Suatmadji adalah seniman yang memiliki gaya seni lukis kon[1]temporer dengan teknik mixed media. Ia biasa menggunakan medium readymade (barang jadi). Selain itu, Suatmadji tetap memasukan elemen -elemen tradisional berupa aksen aksen Jawa yang kental. Semua karya Suatmadji mengharapkan kesederhanaan, kejujuran kedamaian, bagi kehidupan masyarakat dengan konsep Jawa sebagai pendidikan budi pekertinya. Lewat metode analisis interpretasi pada lukisan Suatmadji dapat mengetahui bahwa karya Suatmadji tema Save The Children periode 2004-2013 menggunakan asas informal (tidak simetris) untuk menggekspresikan makna agar dapat mudah dipahami dan dimengerti oleh penikmat.
-Yang Menurut Saya Bisa Diteliti Setelah
Jurnal Tersebut Adalah:
Memahami Teknik pelukis Suatmadji dan juga
memahami latar belakang pembuatan lukisan bertema Save The Children yang
memiliki makna mendalam.
-Sumber :
https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/brikolase/article/view/1797
3. Judul :
SENI KETHEK OGLENG PACITAN DAN SENI KETHEK OGLENG WONOGIRI: KAJIAN BANDINGAN (2021) Oleh Sela Hariadi. Dalam artikel yang dimuat Jurnal Penelitian Pendidikan.
-
Obyek Kajian Seni Dan Desain:
Mendeskripsikan keberadaan seni Kethek Ogleng di Kabupaten Pacitan dan di Kabupaten Wonogiri sehingga seni tersebut dapat dipahami secara komprehensif.
-Pendekatan:
Pendekatan yang dilakukan oleh penelitian ini dengan melakukan pendekatan Kualitatif.
-Metode dan Analisis:
Metode yang digunakan adalah metode
analisis interpretasi
-Teori:
Dalam artikel ini penelitian ini
menggunakanan Teori Monroe Breadsley dalam Problems in the Philosophy of Criticism
yang menjelaskan ada 3 ciri yang menjadi sifat-sifat menjadi baik (indah) dari bendabenda
esetis pada umumnya. Ketiga ciri tersebut adalah: (1) Kesatuan (unity), berarti
bahwa benda estetis tersebut tersusun secara baik atau sempurna bentuknya. (2)
Kerumitan (complexcity), benda este[1]tika
atau karya seni yang bersangkutan tidak sederhana sekali, melainkan kaya akan
isi maupun unsur[1]unsur
yang saling berlawanan ataupun perbedaan-perbedaan halus. (3) Kesungguhan
(intensity), suatu benda estetis yang baik harus mempunyai suatu kualitas
tertentu yang menonjol dan bukan sekedar sesuatu yang kosong.
-Kesimpulan:
Berdasarkan pembahasan pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa Suatmadji adalah seniman yang memiliki gaya seni lukis kon[1]temporer dengan teknik mixed media. Ia biasa menggunakan medium readymade (barang jadi). Selain itu, Suatmadji tetap memasukan elemen -elemen tradisional berupa aksen aksen Jawa yang kental. Semua karya Suatmadji mengharapkan kesederhanaan, kejujuran kedamaian, bagi kehidupan masyarakat dengan konsep Jawa sebagai pendidikan budi pekertinya. Lewat metode analisis interpretasi pada lukisan Suatmadji dapat mengetahui bahwa karya Suatmadji tema Save The Children periode 2004-2013 menggunakan asas informal (tidak simetris) untuk menggekspresikan makna agar dapat mudah dipahami dan dimengerti oleh penikmat.
-Yang Menurut Saya Bisa Diteliti Setelah
Jurnal Tersebut Adalah:
mendeskripsikan keberadaan dan makna seni
Kethek Ogleng di Kabupaten Pacitan dan di Kabupaten Wonogiri sehingga seni
tersebut dapat dipahami secara komprehensif
-Sumber :
https://www.ejournal.stkippacitan.ac.id/index.php/jpp/article/view/362
Komentar
Posting Komentar